Gravitasi - 02. Para Cendekiawan Kuno


Pada zaman kuno, keingintahuan tentang langit membawa pada teori ilmiah tentang cara kerja alam semesta. Penyelidikan yang akhirnya menuntun pada gravitasi dimulai oleh para cendekiawan kuno seperti Aristoteles, Pythagoras, dan Ptolemius.

          Bangsa *Yunani kuno adalah bangsa pertama yang mempertanyakan mengapa langit bergerak seperti itu. Peradaban yang lebih awal, seperti Babilonia dan Mesir, telah mengumpulkan pengetahuan sekadar untuk menyelesaikan masalah-masalah praktis, seperti mengembangkan kalender. Namun, *filsuf-filsuf Yunani mengikuti ilmu pengetahuan untuk kepentingan mereka sendiri dalam usaha memahami apa yang menyebabkan bintang dan planet bergerak.
  • Yunani Kuno
Dari karya sastra sampai musik, dari arsitektur sampai olahraga, dan dari seni sampai agama, bangsa Yunani kuno meletakkan dasar bagi dunia barat. Peradabannya berkembang di daerah kekuasaan Yunani di Eropa bagian selatan antara sekitar tahun 600 SM dan 200 SM.

  • Filsuf Dan Filosofi
(Lukisan abad ke-18 ini memperlihatkan para filsuf yang sedang serius berdiskusi.)
Filsuf adalah orang yang berpikir logis tentang masalah seperti mengapa dunia ini ada dan bagaimana orang harus mengumpulkan pengetahuan tentang benda-benda. Astronomi adalah salah satu bidang yang mendapat perhatian utama dari para filsuf Yunani, yang mengombinasikan bakat pemikiran dengan keterampilan matematis mereka untuk mengembangkan teori-teori ilmiah pertama.

          Bangsa Yunani Kuno menyusun *teori tentang dunia yang dapat diuji dengan pengamatan. Ini hampir membuat mereka menjadi ilmuwan pertama. Seperti para ilmuwan zaman sekarang, bangsa Yunani menggunakan dua jenis pemikiran, *induksi dan deduksi, dalam mengembangkan teorinya.
  • Teori
(Salah satu dari cendikiawan Yunani yang terkenal adalah Aristoteles (384-322 SM). Dia mengembangkan beberapa teori pertama tentang bagaimana alam semesta bekerja.)
Teori ilmiah melakukan dua hal: menjelaskan apa yang telah dilihat oleh para ilmuwan dan memperkirakan apa yang mungkin mereka lihat di masa depan. Perkiraan yang muncul dari suatu teori membuat para ilmuwan dapat menguji apakah teori itu benar dan untuk mengembangkan teori-teori yang lebih baik. Proses pengembangan dan pengujian teori disebut metode ilmiah.


  • Induksi Dan Deduksi
Para ilmuwan menghasilkan teori-teori berdasar pada pengamatan yang cermat dari apa yang telah mereka lihat. Jika mereka memikirkan teori umum tentang sesuatu berdasar pada pengamatan dan fakta-fakta lainnya, ini disebut induksi. Contoh induksi adalah: Bumi kemungkinan berbentuk bulat karena kapal menghilang di garis cakrawala.
Setelah memikirkan sebuah teori umum, para ilmuwan dapat mencoba menemukan hal-hal lain yang mungkin terjadi setelahnya. Ini disebut deduksi, yang berarti membuat kesimpulan khusus dari sebuah teori umum. Contoh deduksi adalah: Semua planet berputar mengelilingi Matahari. Bumi adalah planet. Oleh sebab itu Bumi berputar mengelilingi Matahari.
Bangsa Yunani menggunakan induksi dan deduksi tetapi pada umumnya mereka tidak menguji teorinya dengan percobaan.

          Banyak cendekiawan memberi sumbangan pengetahuan tentang dunia kepada bangsa Yunani kuno. Cendekiawan pertama kemungkinan adalah *Thales dari Miletus, yang menyatakan bahwa Bumi adalah sebuah lempengan rata yang mengapung di air, zat yang dipercaya sebagai penyusun semua benda. Murid Thales, ahli matematika dan astronomi, *Anaximander, berpendapat bahwa semua benda berevolusi dari suatu zat tak berbatas, dan tak kasat mata.
  • Ilmuwan Pertama?
Thales (625-546 SM) yang lahir di Miletus, Asia Kecil (Turki sekarang), mungkin adalah salah satu ilmuwan pertama di dunia. Karena tidak puas dengan penjelasan berdasarkan mitos atau cerita tentang dewa-dewa dan monster, Thales mencoba memahami mengapa sesuatu itu terjadi dengan cara ilmiah.

  • Alam Semesta Anaximander
Anaximander (sekitar 610-546 SM) yang menciptakan pembuatan peta, juga menulis penjelasan awal tentang kosmos. Dia berpendapat bahwa alam semesta terdiri atas silinder-silinder raksasa yang saling memutari bagian dalamnya. Matahari berada di silinder luar. Kemudian Bulan, bintang, dan akhirnya Bumi berada di dalamnya.

          Kemudian para cendekiawan Yunani mengembangkan gagasan ini. Pada abad ke-5 SM, *Pythagoras dan pengikutnya menyatakan bahwa Bumi adalah suatu benda yang berevolusi bersama Matahari dan planet-planet lainnya mengelilingi api. Versi yang lebih maju diajukan oleh filsuf bernama Aristoteles (384-322 SM) dalam bukunya *On the Heavens (Di Langit). Aristoteles adalah salah satu dari orang pertama yang berpikir tentang gravitasi. Dia percaya (tetapi salah) bahwa benda berat jatuh lebih cepat daripada benda ringan. Dia berpendapat ini terjadi karena benda berat bergerak secara alami menuju ke pusat Bumi. Dia juga percaya bahwa planet bergerak secara alami mengelilingi langit tanpa bantuan gaya apa pun.

  • Planet Musikal
Pythagoras (sekitar 569-475 SM) yang lebih terkenal karena mengembangkan trigonometri (matematika tentang segitiga), juga adalah seorang astronom penting. Bersama pengikutnya, para penganut Pythagoras, dia percaya bahwa planet-planet menempel pada globe tak kasat mata yang berputar dan menimbulkan suara musik yang disebut “harmoni langit”.

  • On The Heavens
(Bumi menghasilkan bayangan melengkung di Bulan pada saat gerhana.)
Buku karya Aristoteles yang berjudul On the Heavens ditulis sekitar tahun 340 SM, dan menjelaskan alam semesta yang mencakup Matahari, Bumi, bintang, dan planet yang berevolusi pada jalur lingkaran mengelilingi Bumi yang tetap pada tempatnya. Aristoteles mengamati bahwa Bumi menghasilkan bayangan bulat di Bulan ketika terjadi gerhana dan menyadari bahwa Bumi pasti berbentuk bulat dan bukan lempengan rata.

          Apa yang tidak disadari oleh Aristoteles adalah bahwa semua itu berhubungan. Konsep gravitasi modern menjelaskan cara benda jatuh ke Bumi dan cara planet bergerak melintasi langit.
          Salah satu astronom awal yang paling berpengaruh adalah ahli matematika Mesir, Claudius Ptolemaeus (sekitar 100-170 M), biasa disebut Ptolemius. Hanya sedikit yang diketahui tentang kehidupan Ptolemius, tetapi gagasannya, yang dikumpulkan dalam ensiklopedia penting yang disebut *Almagest, berpengaruh besar pada astronomi selama sekitar 1400 tahun. Buku Almagest sangat luar biasa karena berbagai alasan, termasuk katalognya yang sangat besar yang berisi lebih dari seribu bintang. Meskipun demikian, yang terpenting dari buku ini adalah teori *geosentris tentang alam semestanya. Teori ini merupakan penjelasan rinci pertama tentang bagaimana alam semesta bekerja. Tidak seperti teori-teori sebelumnya, teori geosentris menggunakan matematika yang rumit untuk menjelaskan dan memperkirakan pergerakan planet mengelilingi Bumi dengan keakuratan yang luar biasa. Dengan buku Almagest karya Ptolemius, astronomi menjadi sains yang benar-benar canggih yang berdasar pada matematika dan pemikiran.
  • Almagest
(Gambar Ptolemius melihat bintang yang terdapat dalam buku yang berjudul Margarita Philosophica, diterbitkan pada abad ke-16.)
Ensiklopedia astronomi karya Ptolemius, Almagest adalah buku dengan 13 bagian yang diterbitkan sekitar tahun 150 M. Buku ini adalah intisari dari semua yang telah ditemukan oleh para astronom sebelum Ptolemius dan berpengaruh sangat besar pada astronom setelahnya. Buku ini berdasar pada pengamatan yang dilakukan oleh astronom penting Yunani, Hipparchus (sekitar 180-125 SM), yang telah mengembangkan teori astronomi terujikan, 300 tahun sebelumnya. Buku Ptolemius menjadi dikenal sebagai Almagest, yang berarti “Agung”, ketika para astronom menyadari betapa pentingnya buku itu.

  • Teori Geosentris
Teori geosentris (berpusat pada Bumi) Ptolemius berdasar pada gagasan bahwa planet-planet berevolusi pada lintasan berbentuk lingkaran mengelilingi Bumi, yang tetap berada pada tempatnya di pusat alam semesta. Menurut Ptolemius, Bumi berbentuk bulat, bukan datar, dan berada di tengah seperangkat lingkaran-lingkaran konsentris (terpusat). Lingkaran-lingkaran konsentris ini bertambah luas dengan satu pusat yang menjadi milik bersama (sedikit menyerupai lapisan-lapisan pada bawang merah) dan menandai lintasan-lintasan yang menjadi tempat Bulan, Matahari, planet-planet, dan bintang-bintang berputar mengelilingi Bumi.

          Setelah akhir peradaban Yunani kuno dan Kekaisaran Romawi yang menaklukkan Yunani, sains dan budaya berkembang lebih lambat di Eropa pada periode yang disebut Abad Pertengahan (sekitar 500-1500M). Banyak gagasan yang dikembangkan oleh bangsa Yunani dan Romawi hilang selama waktu ini dan harus ditemukan kembali di kemudian hari. Meskipun demikian, teori-teori astronomi Ptolemius dan bangsa Yunani kuno dilestarikan di dunia Islam oleh cendekiawan seperti *Hypatia dan matematikawan Al-Khwarizmi (sekitar 780-850 M). Pengetahuan Islam masuk kembali ke Eropa pada akhir Abad Pertengahan.
  • Hypatia
Hypatia (sekitar 370-415 M), yang dikenal luas sebagai ilmuwan besar wanita, adalah seorang profesor filsafat, matematika, dan astronomi di kota Alexandria, Mesir. Dia adalah pembicara hebat yang juga dikenal karena kecantikannya. Ketika dia ditangkap dalam sebuah konflik agama, dia dibunuh oleh segerombolan pendeta yang marah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kumpulan Lagu Papinka Terlengkap (Download Papinka Discography)